Lahir Rabu Wage Menurut Primbon Jawa

Lahir Rabu Wage Menurut Primbon Jawa

Neptu Weton Dalam Primbon Jawa

Ramalan weton masih banyak disukai oleh masyarakat Jawa sebagai penentu masa depan seseorang. Weton kelahiran banyak dijadikan acuan untuk mengetahui sifat atau karakter seseorang. Berikut 4 neptu weton dalam primbon Jawa:

Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen sebenarnya bukanlah sebuah agama, meskipun merupakan suatu kepercayaan.

Menurut naskah-naskah kuno kejawen, kejawen terlihat lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran kejawen sendiri, yaitu dikenal dengan “sangkanparaning dumadi”.

Manusia Jawa memang selalu mencoba mencari harmoni antara alam makrokosmos dan mikrokosmos. Cara yang banyak ditempuh adalah melalui “laku” kebatinan atau ritual mistik kejawen, yaitu untuk menemukan rasa sejati dalam penggambaran sukma.

Fenomena mistik kejawen bagi sebagian orang memang masih mengundang tanda tanya. Bagaimana bentuk, teori, dan tata caranya? Adakah bentuk “laku” kebatinan yang lebih fleksibel bagi manusia modern? Bagaimana melakukan reinterpretasi terhadap mitos-mitos dalam mistik kejawen, sehingga bisa diterima oleh akal rasional?

Buku Agama Jawa ini memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang menjadi dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Istilah agama Jawa memang sering kali memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa pengekspresiannya bagi banyak orang Jawa dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang cara ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang yang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap di dalam buku ini.

Agama Jawa adalah buku yang ditulis atas dasar penelitian dari Prof. Dr. Suwardi Endraswara selama bertahun-tahun, seorang pengamat dan pencinta budaya Jawa dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu kejawen.

Rekomendasi Buku Terkait Senin Wage

Weton Senin Wage Wanita dan Laki-Laki

Dalam sistem penanggalan Jawa, terdapat deretan nama-nama hari yang dipakai sebagai penanda hari. Nama hari itu dikenal dengan nama hari pasaran, yang juga disebut dengan siklus mingguan pancawara.

Lima hari pasaran yang ada di dalam sistem kalender Jawa, yaitu Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Selain itu, kalender Jawa juga memakai siklus hari mingguan yang terdiri atas hari Ahad sampai dengan Sabtu, yang juga dikenal dengan saptawara.

Ada satu hari di antara sederet nama hari itu yang dikenal dengan nama Senin Wage. Bagi seseorang yang hitungan Jawanya lahir pada hari Senin Wage, dia dipercaya mempunyai karakter menyerupai api, yaitu gampang marah dan meledak-ledak. Selain itu, dia juga dipercaya mempunyai pendirian yang kuat dan gaya bicara yang tegas.

Rahasia lain dari seseorang dengan weton Senin Wage adalah memiliki aura berwarna hitam yang begitu menonjol dan menjadi cerminan.

Ini dikarenakan berbagai jenis watak buruk telah mendarah daging di dalam dirinya. Weton Senin Wage juga mempunyai aura positif, meskipun aura hitam di dalam dirinya sangat menonjol, yaitu gemar menolong tanpa pamrih, murah hati, dan setia.

Berdasarkan aura positif yang dimilikinya itu, hal tersebut dapat membuat kepribadian dari weton Senin Wage terlihat tidak munafik, tidak bermuka dua, dan tidak berlebihan mencari perhatian dari orang lain.

Senin Wage merupakan weton dengan neptu yang tergolong kecil, yaitu Senin (4) dan Wage (4) yang jika dikombinasikan menjadi neptu 8. Berdasarkan penjelasan di Kitab Primbon Jawa Kuno, orang-orang yang lahir pada weton itu mempunyai watak lakuning geni atau sangat berapi-api.

Maksud dari berapi-api di sini adalah begitu bersemangat dalam segala hal, bahkan dapat dikatakan hiperaktif.

Orang tersebut juga dikenal sebagai individu yang sangat angkuh, ambisius, kejam, dan tinggi hati. Semua watak tersebut dikatakan telah mendarah daging dan akan semakin buruk lagi jika mereka tidak memperoleh perhatian yang baik dari keluarga maupun lingkungannya.

Oleh karena itu, bagi para orang tua yang mempunyai anak dengan weton Senin Wage diharapkan agar anak tersebut tetap diperlakukan dengan tulus dan baik. Jika watak buruk mereka sampai keluar, masa depan si anak kemungkinan juga akan suram karena dia akan merasa kesusahan mencari teman dan lebih senang menyendiri.

Selain watak buruk itu, orang-orang yang lahir pada Senin Wage juga mempunyai beberapa sifat baik, yaitu sangat setia, hemat, penurut, dan suka menolong tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, jika watak buruknya selalu ditekan, kepribadian positif dari weton tersebut akan muncul dengan sendirinya.

Untuk urusan karier, weton yang satu ini cukup merepotkan, bahkan dapat dikatakan susah memperoleh pekerjaan yang cocok.

Hal tersebut dikarenakan weton Senin Wage umumnya mempunyai karakter yang begitu sensitif dan gampang tersinggung. Inilah yang menyebabkan perjalanan kariernya akan penuh dengan lika-liku dan cobaan yang cukup berat.

Namun demikian, dirinya akan bekerja dengan serius setelah memperoleh pekerjaan yang tepat. Beberapa pekerjaan yang cocok bagi weton Senin Wage adalah karyawan, buruh, dan pekerja lepas. Ini dikarenakan pekerjaan-pekerjaan itu tidak terlalu memerlukan kesabaran.

Weton Senin Wage tidak cocok untuk membangun usaha sendiri dikarenakan mentalnya kurang teruji dengan semua tantangan yang ada di depannya.

Beralih ke urusan asmara dari Senin Wage. Mereka sangat cocok jika disandingkan dengan seseorang yang lahir dengan jumlah neptu 11 atau 16. Beberapa contoh weton dengan jumlah neptu itu adalah Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage, Kamis Kliwon, Jumat Legi, dan Sabtu Pon.

Namun demikian, tidak berarti orang-orang selain weton-weton itu akan mendatangkan kesengsaraan bagi Senin Wage. Orang-orang yang lahir dengan weton Senin Wage akan lebih cocok jika disandingkan dengan weton-weton yang telah disebutkan di atas.

Hal tersebut dikarenakan karakter dan watak keduanya akan saling melengkapi satu sama lain, khususnya dalam perkara rumah tangga.

Sayangnya, orang-orang yang mempunyai weton Senin Wage akan tetap mendapatkan beberapa permasalahan yang dapat merusak hubungan asmara, meskipun memperoleh pasangan dengan neptu yang tepat. Mereka hanya tinggal menjalaninya dengan pasangan agar hubungan yang telah dibangun tetap bertahan selamanya.

Seseorang dengan weton Senin Wage dalam hal rezeki dapat dikatakan cukup sulit. Namun, hal tersebut tidak akan memengaruhi mereka yang telah meraih kesuksesan ketika masih muda. Kesuksesan itu akan terus berlanjut sampai nanti mereka tua.

Oleh karena itu, jika kalian telah memperoleh kesuksesan saat masih berusia muda, harap selalu berhati-hati dengan rezeki yang telah diperoleh itu. Selanjutnya, bagi kalian yang belum memperoleh sukses pada usia muda, cobalah untuk keluar dari zona nyaman dan lakukan sesuatu yang berbeda.

Itulah artikel terkait “weton Senin Wage” yang bisa kalian gunakan untuk referensi dan bahan bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa

Dalam budaya Jawa terdapat banyak nasihat atau pitutur yang dapat kita petik hikmahnya. Pitutur ini berasal dari serat-serat (kumpulan nasihat yang dibukukan) seperti Serat Kalatidha, Serat Wulangreh, Serat Centhini, dan banyak lainnya. Secara umum, serat-serat yang diciptakan para pujangga besar seperti R. Ngabehi Ranggawarsita, R. Ngabehi Yasadipura II, dan Sultan Agung ditulis sekitar tahun 1700-an. Lalu, masihkah relevan dengan masa sekarang? Ternyata, banyak pitutur yang diciptakan itu masih bisa diterapkan hingga saat ini, misalnya nasihat tentang ilmu sejati (menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan) hingga menghindari sikap hedonisme dengan menjalankan laku prihatin.

Buku berjudul Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa ini adalah buku tentang kebudayaan Jawa, khususnya membahas kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terkandung di dalam berbagai serat-serat Jawa tempo dahulu. Selain itu, buku ini adalah sebuah cara untuk mempertahankan budaya Jawa yang adiluhung dan berkarakter. Buku ini ditulis oleh Asti Musman, seorang penulis yang sudah malang-melintang di dalam kepenulisan budaya Jawa dan seluruh tulisannya dirisetnya sendiri selama berbulan-bulan dari lontar-lontar lama yang masih tersimpan di beberapa perpustakaan Yogyakarta.

Weton Senin Wage – Kalender Jawa hingga saat ini masih tetap dipakai untuk menentukan berbagai kegiatan penting, yaitu kegiatan menentukan hari baik untuk pernikahan, khitanan, acara kematian, mendirikan rumah, dan berpergian.

Masyarakat Jawa umumnya beranggapan jika mereka harus memastikan hari baik terlebih dahulu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya kegiatan pernikahan harus dipastikan terlebih dahulu hari baiknya agar calon pasangan nantinya tidak akan mendapatkan kejadian buruk, baik itu sebelum atau sesudah menikah.

Simbol siklus pasaran dalam kalender Jawa (William Home Lizars/Public domain).

Masyarakat memandang bahwa kalender Jawa itu mempunyai nilai kesakralan tersendiri. Beberapa ciri-ciri kesakralan itu adalah dihormati manusia, memberikan adanya kekuatan, memunculkan rasa takut, ditandai sifat ambigu, dijunjung tinggi, manfaatnya tidak dapat dinalar, serta menekankan tuntunan dan kewajiban bagi para penganut dan pemujanya.

Berkaitan dengan adanya keyakinan dan juga kepercayaan terhadap suatu hal di dalam kalender Jawa, semua itu tergantung dari pandangan tiap-tiap individu masyarakat yang menilainya.

Kami selaku penulis dan editor hanya dapat memberikan saran agar pembaca dapat mengambil sisi positif dari eksistensi kalender Jawa di dalam kehidupan yang sudah modern ini.

Berbagai perilaku sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam menyuarakan adanya kalender Jawa merupakan sebuah folkways (kebiasaan) yang berhubungan dengan masalah-masalah di kehidupan sosial, suatu mores (tata kelakuan) terkait kehidupan sosial, dan juga suatu tradition (adat).

Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya

Era reformasi di Nusantara pasca Orde Baru (Orba) telah diramalkan delapan abad silam oleh Jayabaya. Runtuhnya pemimpin tiran, degradasi kualitas pemimpin, dan situasi chaos telah didetailkan dalam ramalan Jayabaya. Gejolak kurs rupiah, krisis politik, gejala perpecahan bangsa, bahkan bencana gempa bumi, tsunami, dan lumpur Lapindo semuanya termuat di dalam ramalan Jayabaya.

Buku ini mengulas mengenai terkuaknya misteri ramalan Jayabaya pada masa kini, serta mencoba membaca tanda-tanda zaman untuk meneropong masa depan bangsa. Bagaimana nasib Nusantara setelah terjadi krisis multidimensi? Siapakah pemimpin Nusantara setelah zaman Kalabendhu berakhir? Temukan jawabannya di buku ini!

Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya

Era reformasi di Nusantara pasca Orde Baru (Orba) telah diramalkan delapan abad silam oleh Jayabaya. Runtuhnya pemimpin tiran, degradasi kualitas pemimpin, dan situasi chaos telah didetailkan dalam ramalan Jayabaya. Gejolak kurs rupiah, krisis politik, gejala perpecahan bangsa, bahkan bencana gempa bumi, tsunami, dan lumpur Lapindo semuanya termuat di dalam ramalan Jayabaya.

Buku ini mengulas mengenai terkuaknya misteri ramalan Jayabaya pada masa kini, serta mencoba membaca tanda-tanda zaman untuk meneropong masa depan bangsa. Bagaimana nasib Nusantara setelah terjadi krisis multidimensi? Siapakah pemimpin Nusantara setelah zaman Kalabendhu berakhir? Temukan jawabannya di buku ini!

Neptu Weton 14, Lakune Mbulan

Seseorang yang memiliki neptu 14 memiliki sifat lakune mbulan, mereka memiliki sifat seperti bulan dan banyak disukai orang. Mereka merupakan pemberi saran dan pendengar yang baik, sehingga dapat menjadi pencerah bagi banyak orang. Tidak heran, apabila mereka banyak dijadikan sebagai penunjuk jalan bagi teman-temannya yang mengalami masalah.

Orang dengan neptu weton 14 dikenal cerdas, dan mudah bergaul dengan siapa saja tanpa pandang bulu. Dengan jumlah neptu 14, mereka lahir pada hari Minggu pahing (5+9), Rabu pon (7+7), Jumat kliwon (6+8), dan Sabtu legi (9+5).

Weton Rabu Wage Menurut Primbon Jawa

Weton Rabu Wage (Freepik.com)

Dalam urusan cinta, para leluhur Jawa menyatakan bahwa orang dengan weton Rabu wage mudah menarik hati lawan jenis, sehingga banyak di antara mereka yang menikah di usia muda.

Namun, bagi yang belum menemukan jodoh, disarankan mencari pasangan yang memililiki neptu 8, 13, atau 18. Di antaranya weton Kamis legi, Selasa legi, Sabtu wage, Sabtu pahing, dan Minggu kliwon. Ketiga neptu tersebut dianggap sebagai jodoh terbaik untuk Rabu wage, dan menjamin kehidupan rumah tangga yang harmonis.

Dalam urusan karir, weton Rabu wage kurang cocok membuka usaha sendiri karena cenderung kurang mandiri, dan membutuhkan arahan orang lain dalam bertindak. Ketika mendapat perintah, mereka dapat diandalkan, dan mampu bekerja di bawah tekanan.

Mereka lebih cocok menjadi karyawan di bawah perintah orang lain, atau perusahaan. Namun, tidak semua bidang pekerjaan cocok karena weton Rabu wage dipengaruhi oleh Pancasuda Sumur Sinamba.

Karier yang tepat bagi Rabu wage yaitu dosen, atau pelatih. Dalam hal keberuntungan atau rezeki, orang yang lahir pada Rabu wage cenderung hidup dalam kesederhanaan. Mereka sudah hidup dalam kesederhanaan, dan keprihatinan sehingga dapat memaknai arti bersyukur.

Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa

Dalam budaya Jawa terdapat banyak nasihat atau pitutur yang dapat kita petik hikmahnya. Pitutur ini berasal dari serat-serat (kumpulan nasihat yang dibukukan) seperti Serat Kalatidha, Serat Wulangreh, Serat Centhini, dan banyak lainnya. Secara umum, serat-serat yang diciptakan para pujangga besar seperti R. Ngabehi Ranggawarsita, R. Ngabehi Yasadipura II, dan Sultan Agung ditulis sekitar tahun 1700-an. Lalu, masihkah relevan dengan masa sekarang? Ternyata, banyak pitutur yang diciptakan itu masih bisa diterapkan hingga saat ini, misalnya nasihat tentang ilmu sejati (menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan) hingga menghindari sikap hedonisme dengan menjalankan laku prihatin.

Buku berjudul Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa ini adalah buku tentang kebudayaan Jawa, khususnya membahas kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terkandung di dalam berbagai serat-serat Jawa tempo dahulu. Selain itu, buku ini adalah sebuah cara untuk mempertahankan budaya Jawa yang adiluhung dan berkarakter. Buku ini ditulis oleh Asti Musman, seorang penulis yang sudah malang-melintang di dalam kepenulisan budaya Jawa dan seluruh tulisannya dirisetnya sendiri selama berbulan-bulan dari lontar-lontar lama yang masih tersimpan di beberapa perpustakaan Yogyakarta.

Weton Senin Wage – Kalender Jawa hingga saat ini masih tetap dipakai untuk menentukan berbagai kegiatan penting, yaitu kegiatan menentukan hari baik untuk pernikahan, khitanan, acara kematian, mendirikan rumah, dan berpergian.

Masyarakat Jawa umumnya beranggapan jika mereka harus memastikan hari baik terlebih dahulu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya kegiatan pernikahan harus dipastikan terlebih dahulu hari baiknya agar calon pasangan nantinya tidak akan mendapatkan kejadian buruk, baik itu sebelum atau sesudah menikah.

Simbol siklus pasaran dalam kalender Jawa (William Home Lizars/Public domain).

Masyarakat memandang bahwa kalender Jawa itu mempunyai nilai kesakralan tersendiri. Beberapa ciri-ciri kesakralan itu adalah dihormati manusia, memberikan adanya kekuatan, memunculkan rasa takut, ditandai sifat ambigu, dijunjung tinggi, manfaatnya tidak dapat dinalar, serta menekankan tuntunan dan kewajiban bagi para penganut dan pemujanya.

Berkaitan dengan adanya keyakinan dan juga kepercayaan terhadap suatu hal di dalam kalender Jawa, semua itu tergantung dari pandangan tiap-tiap individu masyarakat yang menilainya.

Kami selaku penulis dan editor hanya dapat memberikan saran agar pembaca dapat mengambil sisi positif dari eksistensi kalender Jawa di dalam kehidupan yang sudah modern ini.

Berbagai perilaku sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam menyuarakan adanya kalender Jawa merupakan sebuah folkways (kebiasaan) yang berhubungan dengan masalah-masalah di kehidupan sosial, suatu mores (tata kelakuan) terkait kehidupan sosial, dan juga suatu tradition (adat).